Atom karbon memiliki beberapa keunikan dalam membentuk senyawa:
Atom C berikatan dengan H membentuk Hidrokarbon
Atom C dapat mengikat 4 atom H membentuk metana (\(\mathrm{CH}_{4}\)). Senyawa yang terbentuk antara atom C dan atom H disebut hidrokarbon.
Atom C berikatan dengan O membentuk Karboksida
Struktur Lewis atom \(\mathrm{CO}_{2}\) menunjukkan bahwa senyawa yang terbentuk dari hasil reaksi antara atom C dan atom O dinamakan senyawa karboksida.
Antaratom C dapat saling berikatan membentuk rantai karbon
Atom karbon dapat berikatan satu sama lain membentuk rantai karbon yang dapat berbentuk lurus atau bercabang. Berikut adalah klasifikasi jenis-jenis karbon berdasarkan jumlah atom karbon yang berikatan dengan atom karbon lain:
Primer: 1 atom C terikat pada 1 atom C lain.
Sekunder: 1 atom C terikat pada 2 atom C lain.
Tersier: 1 atom C terikat pada 3 atom C lain.
Kuarterner: 1 atom C terikat pada 4 atom C lain.
Contoh struktur berikut menunjukkan jumlah atom karbon pada masing-masing posisi:
Alkana - Teori dan Rumus
Alkana
Rumus Umum
Rumus umum alkana adalah:
\[
\mathrm{C}_{\mathrm{n}} \mathrm{H}_{2 n+2}
\]
Di mana \(\mathrm{n}\) adalah jumlah atom karbon.
Tata Nama
Akhiran -ana: Semua senyawa alkana diberi nama berakhiran -ana.
Penomeran:
Rantai utama adalah rantai karbon yang terpanjang dan diberi nomor dari ujung terdekat dengan cabang.
Cabang:
Nama cabang ditulis sebelum nama rantai utama. Bila terdapat beberapa cabang yang sama, gunakan awalan Yunani (di-, tri-, tetra-) sesuai jumlah cabangnya.
Isomer
Alkana dapat menunjukkan peristiwa keisomeran, yaitu:
Isomer rantai: Perubahan dari rantai karbon lurus menjadi rantai karbon bercabang.
Sifat Fisis
Titik Leleh dan Didih: Makin panjang rantai karbon, titik didih makin tinggi. Untuk alkana yang berisomer, titik didih makin tinggi apabila rantai C makin panjang.
Sifat Fisis:
Nonpolar: Alkana merupakan senyawa nonpolar sehingga tidak larut dalam air.
Sifat Kimia
Substitusi: Alkana dapat mengalami substitusi dengan halogen (F, Cl, Br, dan I).
Oksidasi: Alkana dapat mengalami oksidasi dengan gas oksigen, menghasilkan energi. Reaksi pembakaran sempurna:
\[
\mathrm{CH}_{4}+2 \mathrm{O}_{2} \longrightarrow \mathrm{CO}_{2}+2 \mathrm{H}_{2} \mathrm{O}+\text { energi }
\]
Reaksi pembakaran tidak sempurna:
\[
\mathrm{CH}_{4}+\frac{3}{2} \mathrm{O}_{2} \longrightarrow \mathrm{CO}+2 \mathrm{H}_{2} \mathrm{O}+\text { energi }
\]
Contoh Struktur
Contoh struktur Lewis dan rumus struktur alkana:
Alkena - Teori dan Rumus
Alkena
Rumus Umum
Rumus umum alkena adalah:
\[
\mathrm{C}_{n} \mathrm{H}_{2 n}
\]
Di mana \(\mathrm{n}\) adalah jumlah atom karbon.
Tata Nama
Tata nama alkena menurut IUPAC pada umumnya sama dengan cara pemberian nama pada alkana, tetapi dengan catatan sebagai berikut:
Akhiran -ena: Akhiran -ana pada alkana diganti menjadi -ena. Contoh: etena, pentena, propena, heksena, butena, heptena.
Nomor Ikatan Rangkap:
Letak ikatan rangkap ditunjukkan dengan nomor, ditulis sebelum nama alkena rantai utama yaitu rantai terpanjang yang mengandung ikatan rangkap. Pemberian nomor dimulai dari atom karbon yang terdekat dengan ikatan rangkap.
Cabang:
Alkena bercabang diberi nama dimulai dengan nomor cabang, tanda (-), namanya alkil, nomor tempat ikatan rangkap, tanda (-), dan nama rantai utama.
Isomer
Alkena dapat menunjukkan peristiwa keisomeran seperti berikut:
Isomer Rantai: Isomer rantai terjadi karena rantai karbon berubah misalnya dari lurus menjadi bercabang tetapi posisi ikatan rangkap tetap.
Isomer Posisi: Terjadinya isomer posisi disebabkan posisi ikatan rangkap di antara atom-atom C dapat pindah tempat.
Isomer Cis-Trans: Isomer cis-trans terjadi karena adanya perbedaan kedudukan gugus-gugus yang sejenis di sekitar ikatan C=C.
Sifat Fisis
Titik leleh dan titik didih alkena hampir sama dengan alkana yang sesuai. Pada suhu kamar, suku-suku rendah berwujud gas, suku-suku sedang berwujud cair, dan suku-suku tinggi berwujud padat.
Sifat Kimia
Alkena jauh lebih reaktif daripada alkana karena adanya ikatan rangkap. Reaksi-reaksi alkena sebagai berikut:
Reaksi Adisi (Penjenuhan): Reaksi adisi adalah pengubahan ikatan rangkap menjadi ikatan tunggal dengan cara mengikat atom lain. Zat-zat yang dapat mengadisi alkena adalah gas hidrogen (H2), halogen (F2, Cl2, Br2, dan I2), dan asam halida (HCl, HBr, HF, dan HI).
Reaksi Pembakaran (Oksidasi): Pembakaran sempurna alkena menghasilkan CO2 dan H2O, sedangkan pembakaran tidak sempurna menghasilkan CO dan H2O.
Reaksi Polimerisasi: Reaksi polimerisasi adalah reaksi penggabungan molekul-molekul sederhana (monomer) menjadi molekul besar (polimer). Contoh: Polimerisasi etena menjadi polietena.
Alkuna - Teori dan Rumus
Alkuna
Rumus Umum
Rumus umum alkuna adalah:
\[
\mathrm{C}_{\mathrm{n}} \mathrm{H}_{2 n-2}
\]
Di mana \(\mathrm{n}\) adalah jumlah atom karbon.
Tata Nama
Tata nama alkuna pada umumnya sama dengan alkena, hanya akhiran -ena diganti menjadi -una.
Letak ikatan rangkap ditunjukkan dengan nomor, ditulis sebelum nama rantai utama yaitu rantai terpanjang yang mengandung ikatan rangkap. Pemberian nomor dimulai dari atom karbon yang terdekat dengan ikatan rangkap.
Isomer
Alkuna dapat menunjukkan peristiwa keisomeran seperti berikut:
Isomer Rantai: Isomer rantai terjadi karena rantai karbon berubah misalnya dari lurus menjadi bercabang tetapi posisi ikatan rangkap tetap.
Isomer Posisi: Terjadinya isomer posisi disebabkan posisi ikatan rangkap di antara atom-atom C dapat pindah tempat.
Sifat Fisis
Sifat fisis alkuna sama dengan sifat fisis alkana dan alkena. Pada suhu kamar, suku-suku rendah berwujud gas, suku-suku sedang berwujud cair, dan suku-suku tinggi berwujud padat.
Sifat Kimia
Reaksi-reaksi alkuna mirip dengan alkena, hanya berbeda pada kebutuhan jumlah pereaksi untuk penjenuhan ikatan rangkap. Alkuna membutuhkan jumlah pereaksi dua kali kebutuhan pereaksi pada alkena untuk jumlah ikatan rangkap yang sama. Reaksi-reaksi alkuna sebagai berikut:
Reaksi Adisi (Penjenuhan): Reaksi adisi adalah pengubahan ikatan rangkap menjadi ikatan tunggal dengan cara mengikat atom lain. Zat-zat yang dapat mengadisi alkuna adalah gas hidrogen (\(\mathrm{H}_{2}\)), halogen (\(\mathrm{F}_{2}, \mathrm{Cl}_{2}, \mathrm{Br}_{2}\), dan \(\mathrm{I}_{2}\)), dan asam halida (\(\mathrm{HCl}, \mathrm{HBr}, \mathrm{HF}\), dan \(\mathrm{HI}\)).
Reaksi Pembakaran (Oksidasi): Pembakaran sempurna alkuna menghasilkan \(\mathrm{CO}_{2}\) dan \(\mathrm{H}_{2} \mathrm{O}\).
Contoh Struktur
Contoh rumus struktur alkuna:
Ethuna: \(\mathrm{C}_{2} \mathrm{H}_{2}\)
Propuna: \(\mathrm{C}_{3} \mathrm{H}_{4}\)
Butuna: \(\mathrm{C}_{4} \mathrm{H}_{6}\)
Pentuna: \(\mathrm{C}_{5} \mathrm{H}_{8}\)
Heksuna: \(\mathrm{C}_{6} \mathrm{H}_{10}\)
Reaksi Kimia
Reaksi penjenuhan etuna oleh gas hidrogen:
\[
\mathrm{CH} \equiv \mathrm{CH}+2 \mathrm{H}_{2} \longrightarrow \mathrm{CH}_{3}-\mathrm{CH}_{3}
\]
Eksponen Definisi eksponen: a n = a × a × a × ... × a n faktor Dimana: a = bilangan pokok n = eksponen/pangkat Sifat-sifat Eksponen a - n = 1 a n , a ≠ 0 a m n = a m a 0 = 1 , a ≠ 0 Operasi-operasi Eksponen a m × a n = a m + n a m a n = a m - n ( a m )
Teori Trigonometri Trigonometri adalah cabang matematika yang mempelajari hubungan antara sisi dan sudut dalam segitiga. Berikut ini adalah penjelasan lengkap tentang konsep-konsep dasar trigonometri: Ukuran Sudut Terdapat dua jenis ukuran sudut yang umum digunakan dalam trigonometri: 1. Derajat : Satu putaran penuh = 360° $$1^{\circ} = \frac{1}{360} \text{ putaran}$$ 2. Radian : Perbandingan antara panjang busur dengan jari-jari lingkaran $$\alpha \text{ radian} = \frac{\text{panjang busur}}{\text{jari-jari}}$$ Hubungan antara derajat dan radian: $$1 \text{ radian} = \frac{180^{\circ}}{\pi}$$ $$1^{\circ} = \frac{\pi}{180} \text{ radian}$$ Fungsi Trigonometri Dasar Terdapat enam fungsi trigonometri dasar yang didefinisikan dalam segitiga siku-siku: 1. Sinus (sin) : $$\sin \alpha = \frac{\text{sisi depan}}{\text{sisi miring}}$$ 2. Cosinus (cos) : $$\cos \alpha = \frac{\text{sisi samping}}{\text{sisi miring}}$$ 3. Tangen (tan) : $$\tan \alpha = \frac{\text{sisi dep
Aljabar: Konsep Dasar dan Operasi 1. Bentuk Aljabar Bentuk aljabar adalah ekspresi matematika yang terdiri dari variabel, konstanta, dan operasi matematika. Contoh: 3x + 2y - 7 Komponen Bentuk Aljabar: Variabel: Huruf yang mewakili nilai yang tidak diketahui (x, y, z) Koefisien: Angka yang mengalikan variabel (3 dalam 3x) Konstanta: Angka tanpa variabel (-7 dalam contoh di atas) Suku: Bagian dari bentuk aljabar yang dipisahkan oleh operasi penjumlahan atau pengurangan 2. Operasi Aljabar a. Penjumlahan dan Pengurangan Hanya suku-suku sejenis yang dapat dijumlahkan atau dikurangkan. Contoh: (3x + 2y) + (5x - 3y) = 8x - y b. Perkalian Gunakan sifat distributif untuk mengalikan bentuk aljabar. Contoh: (x + 3)(x + 7) = x² + 10x + 21 c. Pembagian Pembagian bentuk aljabar dapat dilakukan dengan memfaktorkan pembilang dan penyebut. Contoh: (x² - 4) ÷ (x - 2) = x + 2 3. Pemfaktoran Pemfaktoran adalah proses menguraikan bentuk aljabar menjadi